Nama ; Abdul Rokhman
Npm ; 20414047
kelas ; 4IC03
Npm ; 20414047
kelas ; 4IC03
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dalam hal ini
dibuat untuk menjelaskan tentang sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma
Depok dalam memenuhi tugas dari teknik perpipaan. Dan system saluran air kotor
di Gedung D6 Gundarma Depok adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
membuang air kotor dari toilet dan memfilter air yang telah di gunakan untuk
membuang air besar sebelum di buang kembali agar tidak menjadi pencemaran air. Dari
sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok ini kita
dapat memahami aliran air yang melewati pipa sebagai penghantar menuju dari
proses awal sampai ke proses mebuangan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat
memahami sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok.
2.
Mahasiswa dapat memahami kinerja mesin yang di gunakan.
3.
Mendorong mahasiswa agar mampu mengembangkan atau mengemukakan
pikiran atau pendapatnya serta menuangkan dalam bentuk tulisan yang sistematis
1.3 Batasan Masalah
Adapun
batasan masalah yang akan di bahas antara lain :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi
dari sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok.
Mahasiswa
dapat mengetahui komponen dari sistem saluran air kotor di Gedung D6
Gundarma Depok.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem
Perpipaan
Pipa adalah
media tempat mengalirnya fluida proses dari suatu unit yang satu ke unit
lainnya. Secara umum karakteristiknya ditentukan berdasarkan material (bahan)
penyusunnya. Ukuran diameter pipa didasarkan pada diameter ”Nominal” antara
diameter luar (OD) atau diameter dalam (ID). Tubing adalah pipa dengan ukuran
diameter yang lebih kecil dari pipa, kegunaannya (secara umum) adalah untuk
penghubung antara alat ukur dengan pipa proses an dari instrumen ke sistem
kontrol. Ukuran standar untuk tubing selalu diameter luar (OD).
2.1.1 Tujuan Perancangan Sistem Perpipaan
1. Menentukan
jenis material yang sesuai dengan kondisi kerja seperti, tekanan
external/internal, suhu, korosi dll.
2. Standard Code mana
yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem perpipaan yang akan dirancang.
Pemilihan standard code yang benar
akan menentukan arah perancangan secara keseluruhan, baik dari segi biaya,
reliabilitas, safety design, dan stress analisis.
3. Perhitungan
dan pemilihan ketebalan pipa. Pemilihan ketebalan pipa (schedule number) sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman, dan
ketersediaan stok di pasaran
4. Dengan
cara bagaimana sistem perpipaan akan dikoneksikan satu sama lain, jenis
sambungan, dan material sambungan seperti apa yang sesuai.
5. Bagaimana
planning dan routing dari sistem perpipaan akan dilakukan. General arrangement, dan routing sebaiknya dilakukan dengan
memperhatikan aspek inherent safety
design, konsumsi pipa seminimum mungkin tanpa mengorbankan dan mengurangi
kemampuan, fungsi dan operasional dari peralatan yang terkoneksi.
a. Diameter Standar
Diameter
dalam : (ID = Inside Diameter)
Diameter
luar : (OD = Outside
Diameter)
Diameter
Nomonal : (NPS = Nominal Pipe Size)
·
NPS: Nominal Pipe Size, diameter, ID)
satuannya Inchi (pendekatan dalam bentuk diameter bagian dalam (inside dari
pipa).
·
DN: Diameter Nominal, digunakan oleh
Negara di daratan Eropa, dengan satuan milimeter.
·
Sch atau Schedule adalah menunjukan
ukuran ketebalan dinding pipa atau wall-thickness (seringkali merupakan data ID
dan wall thickness)
·
Sebagai tambahan beberapa standart
memberikan metode untuk menentukan ketebalan suatu pipa. Salah satu cara yang
umum adalah dinyatakan dengan beratnya yang diklasifikasikan sebagai berikut,
ü STD-Standard
atau Standart Weight untuk tebal dinding normal pada tekanan pipa 150 psi
ü XS-Extra
strong atau Extra Heavy dengan tekanan diatas 300 psi
ü XXS
- Double extra strong untuk tekanan diatas 600 psi
Menurut
ANSI (American National Standard Institute) dan ASME (American Society of
Mechanical Engineer), ukuran diameter pipa ditentukan sebagai berikut :
1. Untuk
ukuran pipa ⅛ ” – 12” nominal diameter pipa tidak sama dengan diameter luarnya,
yang diukur adalah ID atau inside diameter.
2. Untuk
ukuran pipa >12 ” – 24” nominal diameter pipa sama dengan OD (diameter
luar).

Gambar 2.1
Diameter Pipa Menurut ANSI dan ASME
Untuk
pipa yang memiliki OD- outside diameter sama , namun bisa memiliki tebal
dinding yang berbeda beda sesuai dengan schedule
number-nya.
b. Material
Satandar
Standar bahan
yang dipakai biasanya memakai standard amerika, yaitu yang dikenal dengan nama
:
·
ASTM
= American
Society for Testing Material
·
API
= American
Petroleum Institute
·
ANSI
= American National Standard
Institute
1.
Pipa Baja Karbon (Carbon Steel Pipe)
·
ASTM – A. 53 (Grade A and B)
·
ASTM – A. 106 (Grade A,B,C)
·
ASTM – A. 155
2. Pipa Baja Stainless (Stainless Steel Pipe) ∑ ASTM – A.132
Type 304 (AISI 304)
·
ASTM – A.312 Type 321 (NASI 321)
·
ASTM – A.358 Type 321 (AISI 321)
3. Pipa Baja Tuang
·
ANSI – A.211
4.
Pipa Lapisan Seng (Galvanized Pipe)
·
ASTM – A. 53 Galvanized
·
ASTM – A. 120 Galvanized
Standar
bentuk pipa berdasarkan ujungnya
-
|
PLAIN END
|
‡
|
Sambungan
pipa dengan socket welding
|
-
|
THREADED END
|
‡
|
Sistim
sambungan pipa berulir
|
-
|
BEVELED END
|
‡
|
Sistim
sambungan butt welding
|
a. Carbon
Steel Pipe
Pipa
baja karbon atau steel pipe banyak
digunakan pada industri migas. Pipa ini memiliki kekuatan yang tinggi, kenyal,
dapat dilas dan tahan lama. Kelemahannya
adalah tidak tahan terhadap serangan korosi (H2SO4) Carbonate (K2CO3) dan
air laut. Karena itu untuk pipa yang dipasang dibawah laut maupun dalam tanah
akan menggunakan lapisan khusus (coating) agar tidak di serang zat yang korosif.
b.
(Pipa Baja) Stainless Steel Pipe
Pipa jenis ini
mempunyai sifat tahan terhadap oksidasi dan zat yang korosif, untuk fasilitas
LNG jenis pipa ini dipakai pada CO2-removal unit, untuk menyalurkan carbonate, dan untuk flare stack.
Stailess steel pipe memiliki thermal strength yang tingi (1,5 x carbon steel ).
c. Pipa
Basi Tuang (Cast iron)
Pipa
besi tuang golongan kelas yang tahan akan korosi, besi tuang memiliki kekerasan
tinggi tetapi memiliki kerapuhan yang tinggi pula, besi tuang tidak baik
dipakai untuk fasilitas yang memiliki kontraksi dan getaran tinggi.
d.
Pipa Galvanized (Galvanized Pipe)
Pipa jenis ini
adalah jenis carbon steel namun bagian luar dan dalam pipa dilapisi dengan seng
agar tahan terhadap karat, digunakan untuk saluran air dan conduit.
2.1.4 Bahan-bahan pipa secara umum
Bahan-bahan pipa yang dimaksudkan di sini adalah
struktur bahan baru pipa tersebut yang dapat dibagi secara umum sebagai berikut
:
1.
Carbon steel
2.
Carbon moly
3.
Galvanees
4.
Ferro nikel
5.
Stainless steel
6.
PVC (paralon)
7.
Chrome moly
Sedang bahan-bahan pipa yang secara
khusus dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Vibre glass
2.
Aluminium (aluminum)
3.
Wrought iron (besi tanpa tempa)
4.
Copper (tembaga)
5.
Red brass (kuningan merah)
6.
Nickel copper = moneh (timah tembaga)
7.
Nickel chrom iron = incomel (besi timah
chrom)
2.1.5
Pemilahan Bahan
Pipa
Pipa merupakan sebuah
saluran yang mentransmisikan benda dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam
menyalurkan benda, pipa memanfaatkan kondisi-kondisi yang ada di sekitarnya.
Dalam hal penyaluran fluida, pipa sangat mengandalkan perbedaan tekanan di
kedua ujungnya.
Material pipa ada
berbagai jenis. Bagaimana cara menentukan material yang harus digunakan? Untuk
menentukan material, terutama untuk industri, faktor yang paling penting adalah
fluida apa yang mengalir didalamnya. Selain itu, kondisi luar dari pipa juga
mempengaruhi. Dan terakhir, tentu saja sisi ekonomi juga menjadi
dasar pemilihan material.
Pemilihan material
harus dioptimalkan, mengingat biaya investasi dan operasional, sehingga
Hidup Life Cycle Cost (LCC) dapat diminimalkan sambil memberikan faktor
keamanan yang dapat diterima.
Faktor penentu untuk pemilihan bahan
pipa:
1. Pertimbangan
pokok harus diberikan kepada bahan dengan ketersediaan pasar yang baik
dan didokumentasikan fabrikasi dan kinerja pelayanan.
2. Pencampuran
material yang tidak terlalu bermacam-macam jenisnya
3. Life
Design.
4. Operating
Conditions.
5. Metode
perlindungan korosi
6. Ketersediaan
bahan.
7. Pemeliharaan
dan tingkat redundansi sistem.
8. Weight
reduction.
9. Inspeksi
dan pemantauan korosi.
10. Pengaruh
lingkungan eksternal dan internal, termasuk kompatibilitas bahan yang berbeda.
11. Evaluasi
probabilitas kegagalan, mode kegagalan, criticalities dan konsekuensi.
12. Isu-isu
lingkungan yang berkaitan dengan inhibisi korosi dan perawatan kimia lainnya.
13. Analisis
LCC akan menjadi dasar untuk pemilihan bahan
2.1.6 Komponen Perpipaan
Dalam sebuah proyek instalasi perpipaan baik migas
maupun non migas kita melihat ada kompponen lain yang selalu berhubungan dan
menempel pada pipa.
Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Flanges -
alat penggabung ke komponen lain
2. Fittings - sambungan pipa
3. Valves - katup
4. Strainger - saringan
5. Bland
6. Boltings - baut
6. Gasket
7. Special Items
8. Dan lain-lain
Dari sekian banyak jenis-jenis dan
komponen pipa tersebut di atas mungkin ada sebagian yang rekan pipe fitter
ketahui dan pernah dikerjakan tapi sebagian lagi belum tahu.Ok lain waktu akan
saya browsing dan sharing gambar dari masing-masing pipa tersebut agar kita semua
sebagai pipe fitter tahu dan tidak buta dengan pekerjaan kita sendiri.
Demikian posting ringkas tentang fungsi
dan jenis-jenis pipa serta komponennya, next ke posting perpipaan selanjutnya.Semoga
bermanfaat.
Gambar 2.2
Macam – macam Sambungan Perpipaan
Banyaknya macam macam sambungan pada pipa terkadang ada yang kita tidak
tahu, karena dalam pemasangan instalasi air tidak selalu lurus pasti akan
terjadi sambungan, belokan, dan lain sebagainya. di bawah ini adalah macam
macam sambungan pipa pvc yang sering di gunakan :
1. SOCK PVC
Gambar 2.3
SOCK PVC
Sock
pvc sering kita gunakan untuk menyambung batang pipa yang kurang atau potongan
2. ELBOW PVC 90
Gambar 2.4 ELBOW
PVC 90
Elbow
90 derajat adalah sebuah sambungan pipa pvc yang di gunakan untuk membelokan
pipa ke kanan atau ke kiri maupun ke atas dan kebawah dengan busur 90 derajat.
3. ELBOW 45 PVC
Gambar 2.5
ELBOW 45 PVC
Elbow
45 derajat ini berfungsi sama seperti elbow 90 yang berbeda tekukan dari elbow
ini adalah 45 derajat.
4. WATER MUR PVC
Gambar 2.6
WATER MUR PVC
Water
mur pvc ini biasa digunakan untuk sambungan pada dekat pompa atau filter air,
fungsinya seperti sock tetapi dapat dibuka dratnya bertujuan untuk perawatan
atau terjadi mampet atau ngempos.
5. SOCK DRAT LUAR (SDL) PVC
Gambar 2.7
SOCK DRAT LUAR (SDL) PVC
Sock
drat luar biasa digunakan untuk penyambukan pada drat dalam dan pada batang
pipa, karena memili drat di luar maka di sebut dengan sock drat luar,
6. SOCK DRAT DALAM (SDD) PVC
Gambar 2.8 SOCK
DRAT DALAM (SDD) PVC
Sock
drat dalam biasa di gunakan untuk penyambungan pada pipa pvc dan pada keran
air, karena keran air memiliki drat di luar.
7. T PVC
Gambar 2.9
T PVC
Sambungan
T ini biasa digunakan untuk pencabangan jalur yang tadinya 1 sumber jalur
menjadi 2 sumber jalur, karna bentuknya seperti huruf T maka sambungan ini
disebut dengan T.
8. REDUSER
PVC
Gambar 2.10
REDUSER PVC
Sambungan
ini disebut dengan reduser, karna fungsinya adalah menyambungkan kedua pipa
yang ukuranya berbeda, contoh : bila pipa 1inc akan disambung dengan pipa3/4
inc maka di butuhkan reduser.
9. P-TRAP PVC
Gambar 2.11
P-TRAP PVC
Sambungan
ini di sebut dengan p-trap karna fungsinya adalah untuk penyambungan pipa dari
posisi atas ke samping , dan di bawahnya ada tutup yang dapat di buka (diputar)
bertujuan agar mudah untuk perawatan jika terjadi kemampetan pada pembuangan.

Gambar 2.12 Gambar
Diagram Skematik Sistim Dan Instalasi Perpipaan air Kotor Gedung UG D6
A.
STP (Sewage Treatment Plant)
Sewage
Treatment Plant merupakan bangunan instalasi system pengolah limbah rumah
tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air
kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat
perlakuan khusus, bukan termasuk dalam limbah domestik.
Bangunan STP biasanya menjadi struktur terpisah dengan
struktur utama namun pada beberapa gedung yang tidak mempunyai lahan yang luas,
bangunan STP berada di bawah bangunan utama atau di bawah basement. Ukuran
bangunan STP menyesuaikan kapasitas penggunaan air pada suatu gedung, Contohnya
Semakin banyak kamar mandi di Gedung D6 maka semakin besar kapasitas STP
sehingga ukuran pun lebih besar.
Tujuan
dari system pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah tidak mengandung
zat pencemar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku.
A. STP (Sewage Treatment Plant)
Terdiri
dari Screen Chamber, Equalization Tank, Aeration Tank, Sedimentation Tank,
Chlorination Tank, Sludge Tank, Blower Room dan Effluent Tank .
1. Screen Chamber adalah
Suatu "Bak" yang dilengkapi dengan screen ( Tipe
Basket Screen) yang memiliki fungsi sebagai penyaring sampah-sampah /
padatan kasar seperti kertas tissue, plastik, pembalut, dll. yang ada
dalam air limbah awal,sebelum masuk pada Equalization Tank. Juga di
tambahkan Comunitor untuk membantu memperkecil sampah organic, dan
dilengkapi dengan diffuser untuk menghancurkan tinja (feces).

Gambar 2.13
Screen Chamber
2.
Equalization
Tank adalah Suatu "Bak" yang digunakan untuk
menyama-ratakan (homogenisasi) aliran air dan kualitas air limbah. Di dalam bak
ini juga di suplai udara dari "air blower", yang
berfungsi sebagai pengaduk yang ditransfer menggunakan diffuser (tipe Air
Seal Diffuser), sehingga proses homogenisasi dapat tercapai. Kemudian akan
di alirkan menggunakan "Equalizing pump" yang bekerja secara
automatic berdasarkan flow switch(pelampung).

Gambar
2.14 Equalization Tank
3. Aeration
Tank adalah komponen utama dalam sistem ini,dimana pada bagian ini
terjadi penguraian zat-zat pencemar (Senyawa Organic). Di dalam Aeration Tank
ini, air limbah di hembus dengan udara,sehingga mikro organisme
"aerob" yang ada akan menguraikan zat organic dalam air limbah.
Energi yang diperoleh dari hasil penguraian tadi akan di pergunakan oleh mikro
organisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian biomassa akan tumbuh dan
berkembang dalam jumlah besar, yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada
dalam air limbah. Penambahan udara dalam air tersebut mempergunakan air
blower yang berfungsi menyuplai udara, sehingga tercipta kondisi aerobik.
Selain itu, bak aerasi in dilengkapi dengan diffuser (air seal diffuser), yang
berfungsi menciptakan gelembung-gelembung udara (bubble) agar proses penyerapan oksigen oleh mikro
organisme dapat lebih optimal.

Gambar
2.15
Aeration Tank
4. Sedimentation
Tank adalah Sistem untuk pengendapan partikel - partikel floc( Activated
Sludge / lumpur aktif ).sebagian lumpur aktif akan di kembalikan kedalam bak
aerasi dan sebagian lagi akan di buang kedalam bak penampung lumpur(sludge
tank). "Airlift System" yang dipasang pada tanki ini bertujuan
mengembalikan / recycle sebagian besar lumour mengendap untuk di olah kembali,sementara Scum
Skimmer berfungsi menyedot permukaan air dari sampah/padatan
ringan."Airlift" dan "Scum Skimmer" yang digunakan
menggunakan tenaga udara yang di hembuskan dari air blower.Pengembalian
kembali Lumpur aktif dan buih harus kontinyu(terus menerus) agar proses
berhasil.Dalam "Sedimentation Tank" terjadi pengendapan lumpur
aktif,sedangkan air limbah yang sudah diolah (lebih jernih) mengalir secara
gravitasi melalui gutter masuk kedalam chlorin
tank dan sebagian masuk kedalam Buffer Tank yang selanjutnya masuk
kedalam proses Recycle.
5. Chlorination
Tank adalah Air olahan yang berasal dari proses pengendapan, di injeksikan
"kaporit" / chlorine terlebih dulu untuk membunuh bakteri - bakteri
pathogen, kemudian akan mengalir secara gravitasi ke dalam bak effluent.(Effluent
Tank).
6. Effluent
Tank adalah Bak proses akhir dengan bantuan pompa submersible, air hasil
pengolahan sebagian akan di alirkan kedalam saluran pembuangan.
7. Sludge
Tank adalah merupakan bak penampung lumpur sementara sebelum di buang oleh
mobil tinja.untuk mencegah terjadinya kondisi septic,maka dipergunakan udara
untuk mengaduk , sehingga kondisi aerob tetap terjaga. Bak ini apabila sudah
hampir penuh, harus dibuang dengan menggunakan mobil tinja.

Gambar 2.16
Sludge Tank
8. Blower
Room adalah merupakan ruang kontrol sistem STP, dimana blower control
panel dan pompa dossing serta tanki kimia berada di sini. Setiap
harinya operator STP harus masuk ke dalam ruangan ini untuk
pengecekan sistem dan pembuatan larutan desinfektan.
9. Water
Recycling Plant adalah alat yang terdiri Filter Pump, Sand
Filter dan Carbon Filter plus Chlorinator lengkap dengan
aksesorisnya.Penjelasan proses sebagai berikut :
a. Clear
Water Pump merupakan bak penampung air yang telah melalui
proses filtrasi sand filter dan carbon filter.
b. Filter
Pump berfungsi untuk memompa air dari Effluent Tank
STP menuju Sand Filter dan Carbon Filter. Pompa bekerja
secara auto berdasarkan Water Level Control dan Pressure switch.
c. Sand
Filter berfungsi untuk mengurangi kekeruhan (turbidity) di dalam air.Media
yang digunakan adalah Silica Sand dan Gravel sebagai support.Sand Filter
bekerja secara manual/sistem pencuciannya (backwash) dengan mengubah posisi
valve sesuai instruksi arah valve.Proses backwash di maksudkan untuk membuang
kotoran yang tertahan pada lapisan atas media filter dengan cara merubah aliran
air berlawanan yaitu dari bawah ke atas.dilakukan setiap hari selama 15-30
menit.tergantung kapasitas tabung filter.
d. Carbon
Filter berfungsi untuk menghilangkan bau, warna dan zat organik yang larut
dalam air. Carbon aktif sebagai media filter bekerja dengan menyerap
/adsorbsi material organikyang larut dalam air. Sistem pencuciannya sama
persis dengan Sand Filter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar