Nama ;
Abdul Rokhman
Npm;
20414047
Kelas
; 4IC03
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan
salah satu faktor penting dalam operasional sebuah industri, perusahaan, maupun
instansi lain, karena memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan
energi untuk operasional usahanya. Sehingga diperlukan upaya konservasi
untuk mencapai tujuan efisiensi. Energi Listrik memilki kontribusi besar terhadap
biaya operasional yang harus dikeluarkan. Peranan listrik ini menjadi semakin
penting mengingat adanya kenaikan tarif dasar listrik yang mau tak mau memaksa
berbagai pihak berlomba-lomba untuk melakukan penghematan. Kenaikan harga
listrik dunia rata-rata 7% setahun, sedangkan Indonesia sudah dicanangkan akan
ada kenaikan 6% tiap 4 bulan. Salah satu alasan kenaikan harga ini adalah untuk
membangun pembangkit baru guna mencukupi kebutuhan kenaikan konsumsi listrik.
Jika setiap konsumen bisa menghemat antara 5 – 10% saja, maka ada kemungkinan
pada tahun ini tidak diperlukan pembangkit baru.
Pemerintah bisa ikut berperan untuk
mendukung program penghematan energi ini dengan memberikan insentif pada
pelaksanaannya. Sesungguhnya program hemat energi ini memberikan keuntungan
pada semua pihak, konsumen bisa mengurangi pembayaran rekening, perusahaan
listrik tidak dikejar-kejar membuat pembangkit baru, pemerintah bisa mengurangi
jumlah rencana hutang. Program penghematan listrik adalah bukan sekedar masalah
teknis semata, melainkan merupakan pertimbangan dan keputusan manajemen,
terutama ditinjau dari segi keuangan.
Dalam Audit energi merupakan kegiatan
penelitian pemaanfaatan energi untuk mengetahui keseimbangan dan
mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi. Melalui audit energi, kita
dapat mengetahui pola distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi
energi terbesar dapat diketahui. Dari hasil audit energi juga dapat diketahui
besarnya peluang potensi penghematan apabila dilakukan peningkatan efisiensi.
Apabila dalam sebuah rumah tangga, AC
adalah perangkat penggerogot listrik terbesar maka bisa dibayangkan berapa
banyak batubara harus dibakar untuk memenuhi listrik sebuah Mal, industri,
pabrik-pabrik.
Audit energi dilakukan untuk mencapai
hal sebagai berikut
1. Untuk
mengetahui nilai Intensitas Konsumsi Energi dan profil pemakaian energi
eksisting operasional fasilitas suatu industri pada periode tertentu.
2. Untuk
mengidentifikasi jenis alternatif konservasi energi, maupun penghematan energi
sebagai bagian dari manajemen energi sebuah industri.
3. Memilih
suatu keputusan alternatif jenis konservasi energi yang terbaik sebagai
rekomendasi perencanaan manajemen energi industri.
Pelaksanaan audit energy pada
dasarnya akan menguntungkan pihak itu sendiri. Kerena ada Aspek Pencapaian yang
diharapkan dari proses Audit Energi, yaitu
·
saving in money : adanya manajemen
energi, dapat mengurangi biaya operasional. Dengan demikian keuntungan yang
diperoleh perusahaan akan meningkat.
·
environmental protection : adanya
penggunaan energi yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi dunia dalam
hal membantu pelestarian alam dengan menjaga dan mempertahankan cadangan minyak
bumi dunia agar tidak segera habis.
·
sustainable development : adanya penggunaan
energi yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi perusahaan di bidang
pertumbuhan yang berkelanjutan baik di sisi finansial maupun penggunaan
peralatan industri yang memiliki lifetime maksimum/optimum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Langkah-langkah audit energi
Pelaksanaan audit energi harus dilaksanakan secara teliti dan
menyeluruh mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan konsumsi energi.
Langkah-langkah Audit Energi Secara Umum


2.1.1 Mengamati
dimana penggunaan energi terbesar
Cara untuk
mengetahui penggunaan energi terbesar adalah dengan melakukan pengumpulan data
berupa audit awal dan audit rinci. Pengumpulan data pada pelaksanaan audit
energi ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi performa
peralatan pengguna energi dan teknologi yang digunakan serta kondisi operasi
proses pada masing-masing peralatan pengguna energi.
Kegiatan audit energi awal
meliputi pengumpulan data energi bangunan gedung dengan data yang tersedia dan
tidak memerlukan pengukuran. Data tersebut meliputi :
1. Dokumentasi
bangunan yang dibutuhkan adalah gambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan
konstruksi (as built drawing), terdiri dari :
·
Tapak, denah dan potongan bangunan
gedung seluruh lantai
·
Denah instalasi pencahayaan bangunan
seluruh lantai.
·
Diagram satu garis listrik, lengkap
dengan penjelasan penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya
listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Diesel Generating Set.
1. Pembayaran
rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun terakhir dan
rekening pembelian bahan bakar minyak (bbm), bahan bakar gas (bbg), dan air.
2. Menghitung
besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung.
Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) Listrik adalah pembagian antara konsumsi energi listrik
pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas bangunan gedung.
Sektor-sektor yang dapat dihitung
1. Rincian
luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m2).
2. Konsumsi
Energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun).
3. Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung per tahun (kWh/m2.tahun).
4. Biaya
energi bangunan gedung (Rp/kWh).
Pengamatan penggunaan energi secara
rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada sebuah
instansi, gedung, maupun industri sehingga dapat diketahui peralatan pengguna
energi apa saja yang pemakaian energinya cukup besar Audit Energi Rinci. Audit
energi rinci dilakukan bila nilai IKE lebih besar dari nilai target yang
ditentukan. Jika dari hasil perhitungan IKE ternyata sama atau lebih kecil dari
pada IKE yang ditargetkan, audit energi rinci masih dapat dilakukan untuk
memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Kegiatan yang dilakukan dalam audit
energi rinci adalah :
1. Penelitian
Konsumsi Energi
2. Pengukuran
energi
3. Identifikasi
Peluang Hemat Energi
4. Analisis
Peluang Hemat Energi
Dari
hasil studi, statistik dan pengukuran pada sejumlah gedung bertingkat diperoleh
fakta bahwa beban listrik untuk AC rata-rata mencapai sekitar 60% dari seluruh
pemakaian listrik.Menurut Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan Pengawasannya
di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional nilai IKE dari suatu bangunan
gedung digolongkan dalam dua kriteria, yaitu untuk bangunan ber-AC dan bangunan
tidak ber-AC.
Tabel 1 IKE bangunan tidak ber-Ac

Tabel 2 IKE bangunan gedung ber-AC

Audit energi rinci dilakukan bila
nilai IKE lebih besar dari nilai target yang ditentukan. Penelitian dan
pengukuran konsumsi energi
1. audit
energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran nilai
IKE listrik lebih dari nilai target yang ditentukan
2. audit
energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada
bangunan gedung, sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja
yang pemakaian energinya cukup besar;
3. kegiatan
yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti
sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan
gedung, dan dari hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil
penggunaan energi bangunan gedung
Energi
listrik di industri diperlukan untuk menggerakkan motor – motor listrik sebagai
tenaga penggerak utama pada mesin proses, pemanas komponen tertentu pada alat,
pendinginan, penerangan, dll. Dari semua keperluan tersebut, konsumsi energi
terbesar adalah untuk menggerakkan motor – motor listrik.
2.1.2 Mengukur
Energi Terbuang
Untuk mengetahui jumlah energi yang terbuang dapat
dilihat dari Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil
pengukuran harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan (error) yang masih
dapat diterima. Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah
dikalibrasi oleh instansi yang berwenang. Alat ukur yang digunakan dapat berupa
alat ukur yang dipasang tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang
dipasang tidak tetap (portable).
2.1.3 Menganalisis
data
Hasil
pengumpulan data, selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis energi
ini dapat digunakan untuk memahami dan memperbaiki bagaimana, di mana dan
bilamana energi digunakan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, audit
energi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengevaluasi potensi
penghematan energi pada suatu proses produksianalisis tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui secara rinci besarnya potensi penghematan energi yang dapat dilakukan
dan menyusun rekomendasi langkah-Iangkah penghematan energi berdasarkan
kriteria tanpa biaya, biaya rendah, biaya sedang dan biaya tinggi yang dapat
ditindaklanjuti oleh pihak industri.
Analisis lebih lanjut mengenai factor
daya, factor kebutuhan, factor beban dan kualitas listrik akan memberi gambaran
yang lebih jelas mengenai kelistrikan
Faktor
daya adalah perbandingan antaradaya sebenarnya yang digunakan (dalam satuan
watt atau kilowatt) dengan daya yang diambil ddari sumber (daya yang dari
pln, yang satuannya voltamper atau kilovolt-amper). Angka factor daya yang
tinggi mengindikasikan distribusi listrik yang baik. Nilai faktor daya harus
lebih dari 0,85 agar terhindar dari denda oleh pln. Umumnya, hotel besar
memasang bank kapasitor untuk meningkatkan faktor daya.
Faktor kebutuhan adalah perbandingan
antara permintaan maksimum pada system pembangkit dan distribusi sistem listrik
dengan total beban yang terpasang); biasanya dalam satuan persen. Faktor
kebutuhan menunjukkan proporsi listrik yang digunakan dari total daya
yangtersedia. Bila angka ini rendah, ada kemungkinan kontrak daya dengan pln
terlalu tinggi dan bisa dikurangi mendekati kondisi ideal. Tindakan iniakan
mengurangi biaya berlangganan bulanan. Faktor kebutuhan yang ideal adalah antara
60-80%.
Faktor beban adalah
perbandingan antara rata-rata load listrik dengan load
Maksimal dalam satu periode tertentu.
Angka ini menunjukkan fluktuasi beban listrikdalam satu periode tertentu.
Semakin rendah nilai faktor beban, semakin besar fluktuasi penggunanaa listrik
anda. Karena pln menerapkan tarif yang berbeda untuk waktu off-peak dan peak,
sebaiknya anda mengatur faktor beban agar menghindari beban yang tinggi pada
jam-jam peak hours (18:00 – 22:00). Ini bisa dilakukan dengan mengalihkan penggunaan
alat-alat listrik pada saat off-peak. Angka faktor beban yang ideal berkisar
antara 80-90% kualitas listrik adalah frekuensi dan besarnya deviasi daya
yang masuk ke peralatan listrik. Deviasi ini bisa mempengaruhi kinerja
peralatan listrik seperti komputer, tv, dan peralatan sensitf lainnya.
Kualitas listrik yang buruk akan
mempengaruhi kinjera komputer serta peralatan-peralatan yang berbasis komputer.
Yang lebih merugikan dari pada rusaknya komputer adalah hilangnya produktivitas
karena salah perhitungan dan komputer yang tidak bisa berfungsi. Kualitas
listrik yang ideal dibawah 3%.
Analisa yang dilakukan auditor energi profesional mencakup:
1. Struktur beban
Kinerja
dari penggunaan listrik dapat dilihat melalui kurva bebannya. Untuk pengguna
komersil – mereka yang. Memiliki kontrak daya yang besar biaya listrik
mereka dibedakan berdasarkan penggunaan selama dan di luar beban. Puncak (peak
load). Biaya yang dikenakan semasa beban puncak akan lebih mahal.
2. Faktor daya
Analisa
faktor daya penting untuk melihat penggunaan daya reaktif. Sistem yang berlaku
di indonesia adalah denda Dari pln bagi pelanggan dengan faktor daya dibawah
0.85. Selain itu, analisa faktor daya digunakan untuk menilai Apakah kinerja
dari bank kapasitor sudah optimal. Bank kapasitor adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan Faktor daya guna menghindari denda atas penggunaan yang
melebihi kva
3. Model penilaian dari kinerja
operasi beberapa sistem muatan
karakteristik
beban dari tiap unit Analisa ini digunakan untuk melihat kegunaan peralatan
berdasarkan jangka waktu operasional dari tiap peralatan. Hal ini dilaksanakan
untuk melihat potensi efisiensi dan penjadwalan ulang operasi untuk menghindari
biaya-biaya Terutama pada waktu beban puncak.
4. Mengkaji ulang sistem listrik;
keseimbangan energy
kebutuhhan kritis beban, keseimbangan
fase, factor Kapasitas, skema beban, kapasitas kontrak. Analisa ini ditujukan
untuk mencari bagian-bagian dari kegunaan listrik yang dapat berguna dalam
mengurangi Penggunaan listrik. Ini dapat dilakukan dengan mengevaluasi beberapa
parameter kesetimbangan energi, faktor beban, Keseimbangan fase, faktor
kapasitas, skema muatan, dan kontrak daya dari pln.
Analisis sumber energi dan konsumsi
energi pada peralatan pengguna energi yaitu
1. Mass
and Heat Balance, untuk menghitung seberapa besar utilitas penggunaan energi
dan losses energi pada suatu sistem proses dan masing-masing peralatan pengguna
energi. Losses energi ini kemudian dianalisa untuk dipertimbangkan berapa biaya
(khusus yang bersifat medium dan high cost implementasi) yang harus dikeluarkan
untuk mengkonversi losses tersebut menjadi potensi hemat energi.
2. Menganalisis/inventarisasi
konsumsi energi terhadap produk yang dihasilkan atau intensitas energi terhadap
alur proses maupun peralatan pengguna energi sebagai parameter untuk mengetahui
tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan energi.
3. Menganalisis
performance dan efisiensi peralatan pengguna dan penghasil energi;
4. Menentukan
benchmark intensitas energi;
5. Identifikasi
potensi konservasi energi guna mengetahui tingkat efisiensi peralatan pengguna
energi;
6. Menganalisis
secara teknik dan ekonomi untuk mengetahui kelayakan potensi konservasi energi;
7. Rekomendasi
langkah-langkah implementasi potensi / peluang konservasi energi disusun
berdasarkan skala prioritas biaya implementasi (no cost / low cost, medium cos,
dan high cost).
2.1.4 Menetapkan
strategi untuk memperoleh peluang hemat energi
Apabila sudah mendapat data yang lengkap mengenai penggunaan listrik maka
harus menyiapkan langkah-langkah penghematan. Langkah-langkah Untuk Mengurangi
Konsumsi
Energi Listrik Pada Sistem Penerangan
·
Memanfaatkan cahaya alami pada siang
hari sebaik-baiknya. Dalam pemanfaatan cahaya alami pada siang hari, masuknya
radiasi matahari langsung kedalam bangunan harus dibuat seminimal mungkin.
Cahaya langit harus diutamakan daripada cahaya matahari langsung.
·
Menyesuaikan disain bangunan
(meningkatkan penggunaan energi alam seperti cahaya matahari untuk penerangan,
sehingga penggunaan lampu bisa dikurangi)
·
Matikan lampu-lampu listrik apabila
sudah tidak digunakan.
·
Menyalakan lampu halaman/taman apabila
hari benar-benar telah mulai gelap. Jika malam sudah menjelang larut, hendaknya
lampu-lampu tersebut dikurangi. Matikan segera jika hari telah mulai terang
kembali.
·
Peliharalah bola lampu atau tabung lampu
beserta kapnya atau reflektornya agar tetap bersih. Lampu dan kap lampu yang
kotor dapat mengurangi cahaya sehingga mungkin menyebabkan timbulnya keinginan
untuk menambah lampu lagi, atau ingin menggantinya dengan lampu lain yang lebih
besar Wattnya.
·
Dalam jangka panjang, upaya untuk
menggeser penggunaan energi yang bersumber dari unrenewable resources kepada
penggunaan energi yang bersifat renewable resources, seperti pemanfaatan energi
air, angin, bahan bakar nabati (biomas, biodiesel, biogas dan lainnya), dan
sumber-sumber energi berkelanjutan lainnya. Sejumlah jenis energi alternatif
tersebut telah mulai dikembangkan, namun pemanfaatannya belum optimal karena
biaya produksi yang masih tinggi sehingga harganya lebih mahal dari harga
energi fosil.
·
Menghitung penghematan
Sedangkan langkah-langkah penghematan
energi pada sebuah industri dapat dilakukan melalui
·
Melakukan optimasi penggunaan alat berat
dan ringan.
Langkah ini berdasarkan pendapat umum
bahwa tidak ada perencanaan yang sempurna. Sehingga akan memunculkan peluang
untuk dilakukan optimasi. Langkah ini dimulai dengan melakukan pengecekan
antara kapasitas dan durasi penggunaan alat terhadap kebutuhan aktual. Grafik
berikut menggambarkan hasil optimasi penggunaan alat yang pernah dilakukan di
proyek.
·
Penggunaan alat / bahan penghemat BBM.
Saat ini telah tersedia teknologi
yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar. Pada penelusuran di internet,
didapat dua cara menghemat BBM dengan cara menaikkan kesempurnaan pembakaran
BBM, yaitu dengan alat dan dengan bahan.
·
Sistem pengendalian biaya
Dengan tingginya kandungan biaya
energi dalam pelaksanaan proyek, maka sudah diperlukan sistem pengendalian
biaya yang lebih baik dari sebelumnya. Sistem ini haruslah tidak menambah
kerumitan, tapi harus diupayakan tetap efektif. Bagaimanapun, untuk mendapatkan
suatu gain perlu usaha. Sehingga sistem ini mestinya disepakati oleh anggota
tim proyek yang terlibat. Adanya pemberian insentif atas keberhasilan
penghematan yang terjadi akan menguatkan keberhasilan atas sistem pengendalian
biaya energi tersebut.
Penetapan strategi ini bertujuan
untuk mendapatkan efisiensi energi.
Alur program efisiensi
energi

2.1.5 Mengnalisis
peluang hemat energi
Apabila
peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu
ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat
energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi
perolehan hemat energi dengan biaya yang
harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi
yang direkomendasikan.
Analisis peluang hemat energi
dapat juga dilakukan dengan penggunaan program komputer yang telah
direncanakan untuk kepentingan itu dan diakui oleh masyarakat profesi.
Penghematan energi pada bangunan gedung
harus tetap memperhatikan
kenyamanan penghuni. Analisis peluang
hemat energi dilakukan dengan usaha antara lain:
·
Menekan penggunaan energi
hingga sekecil mungkin (mengurangi daya
terpasang/terpakai dan jam operasi
·
Memperbaiki kinerja peralatan
·
Menggunakan sumber energi yang murah
2.1.6 Rekomendasi
untuk menerapkan strategi dari hasil audit
Untuk
menerapkan strategi dari hasil audit sebenarnya tergantung dari kebijakan
industri atau perusahaan yang bersangkutan. Penerapan strategi tersebut
merupakan langkah nyata untuk melakukan penghematan energi. Tapi sekali lagi,
penghematan energi memang penting, tetapi jangan sampai mengurangi kenyamanan
sehingga mempengaruhi kinerja suatu perusahaan atau industri. Harus sesuai
standar yang telah ditetapkan dan jangan sampai mengurangi tingkat keselamatan
Salah satu langkah untuk penghematan
listrik adalah pada sector pencahayaan. Bila anda ingin membeli lampu, sebagian
orang lebih memilih lampu berdasarkan watt-nya. Perlu diketahui, watt adalah
satuan daya lampu yang dikonsumsi. Saat membeli lampu, harus memperhatikan
efisiensinya – dinyatakan dalam satuan lumen per watt, lpw. Lumen per watt
adalah lumen yang dihasilkan per watt listrik yang digunakan sebuah lampu.
Aturan dalam pembelian lampu adalah: semakin tinggi tingkat efisiensinya
maka lebih baik. Lampu pijar memiliki 10-20 lpw sementara cfl memiliki 50-60
lpw. Perbedaan efisiensi antara lampu bohlam dengan cfl membuat cfl lebih
efisien dalam hal konsumsi listrik. Sebagai contoh, untuk menghasilkan 500
lumen cahaya, lampu bohlam membutuhkan 40 watt konsumsi listrik sementara cfl
membutuhkan hanya 11 watt. Meskipun lebih efisien, orang lebih memilih untuk
membeli lampu pijar daripada cfl. Harga awal lampu pijar memang 20% lebih
murah. Namun, cfl tetap lebih hemat.
Berikut
ini adalah tabel perbandingan antara lampu pijar dan lampu cfl

Pada lampu fluorescent atau tl, daya
listrik yang dikonsumsi digunakan untuk menghasilkan cahaya(lumens) dan
menghidupkan ballast. Ballast adalah alat elektronik yang digunakan sebagai
pengatur voltase. Ada dua jenis ballast: ballast konvensional yang arus
menggunakan elektromagnetik, serta dan ballast elektronik. Lampu yang
menggunakan ballast konvensional bisa berkedip-kedip bahkan menghasilkan suara
mendengung. Ketika suara dengungan mulai terdengar, tandanya anda harus membeli
lampu yang baru. Jika hotel anda saat ini menggunakan banyak lampu fluorescent,
dan anda ingin mengurangi tagihan listrik, inilah saatnya untuk mengganti
ballast konvensional dengan ballast elektronik. Lampu fluorescent modern
dilengkapi dengan ballast elektronik, yang ringan, tanpa suara dan tidak
berkedip-kedip. Jenis lampu ini mampu mengurangi konsumsi listrik hingga 30%.
Tidak seperti ballsat konvensional, lampu fluorescent dilengkapi dengan
penyeimbang elektronik dan dapat dimodifikasi dengan memasang dimmer untuk
penghematan yang lebih tinggi lagi.
Contoh Penerapan dalam penghematan
listrik di sebuah gedung perkantoran berupa peletakan dan kebutuhan lampu bagi
setiap ruangan

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Audit energi digunakan untuk mengetahui konsumsi energi terbesar
dari sebuah instansi sekaligus mencari peluang untuk melakukan penghematan
industri. Hal ini sangat penting, karena penggunaan enregi yang berlebihan akan
merugikan industri atau instansi itu sendiri. Baik dari segi lingkungan maupun
ekonomis. Khususnya apabila penggunaan energi listrik sangat besar, hal ini
tentu sebanding dengan uang yang harus dikeluarkan sebuah instansi. Apalagi
tarif dasar listrik terus menigkat tiap tahunnya. Pelaksanaan audit energi
harus terencana dan sesuai prosedur yang ada sehingga hasilnya valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Semua data yang terkumpul dan perhitungan yang dibuat
akan menjadi acuan untuk melakukan kebijakan energi. Dari hasil audit energi
akan menghasilkan temuan-temuan serta saran-saran untuk melakukan penghematan
dan efisiensi energi. Sebuah rekomendasi dari audit energi yang baik harus
memberikan manfaat utama berupa kenyamanan, fleksibilitas dan hemat energi.
Daftar Pustaka
1. Thumann,
Albert. and William J. Younger, handbook of energy audits / 7th Edition.
Lilburn, GA : Fairmont Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar