Sabtu, 01 April 2017

Tugas Softskill





Teknik Perawatan Mesin

BAB I  PENDAHULUAN

1.1       Pengertian Perawatan Mesin
            Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua orang dari semua aktifitas yang funsgsinya untuk menjaga kualitas peralatan agar berfungsi dengan baik dan dapat beroperasi seperti sebelumnya. Oleh karena itu, perawatan dan perbaikan dalam mesin uap ( boiler ) sangat perlu dilakukan apabila komponen- komponen mesin yang mengalami kerusakan tiba-tiba akan mengakibatkan aktifitas atau operasi mesin tidak berjalan dengan normal dan akan mengakibatkan kerugian besar pada pabrik.
Dalam hal perawatan (Maintenance) sering digunakan karena sangat erat hubungannya. Maksud dari maintenanc ini adalah perawatan sebagai aktifitas yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan, dan juga perbaikan sering diartikan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan pada mesin itu.

1.2       Manajemen Perawatan
            Menurut Supandi dalam bukunya “Manajemen Perawatan Industri” (1989), pengertian manajemen perawatan adalah pengorganisasian operasi perawatan untuk memberikan pandangan umum mengenai perawatan, fasilitas industri atau dapat juga diartikan sebagai mana mengatur atau mengelola program perawatan sebaik-baiknya sehingga mencapai tujuan usaha yang lebih baik dan optimal.




1.3       Tujuan Umum Manajemen Perawatan
Dapat kita lihat dari segi manajemen perawatan, maka sistem perawatan ini dapat dibagi menjadi dalam dua cara:
  1. Perawatan yang direncanakan yaitu pengorganisasian pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan pertimbangan di masa depan.
  2. perawatan yang tidak direncanakan yaitu pekerjaan perawatan perencanaan serta penjadwalan kerja

BAB 2. TEKNIK PERAWATAN MESIN DI INDUSTRI
Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar dibawah ini. 
                             Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdQdzz-HAhGZ9_yGcAoRGOWq_3D9Q412KUU-Pq_i2Wv9N5_MdCIVWA4YONjgoW7z9SC_lBhiQTQoZkjwdEOv6V1VcxHiDMQogdrL78gIfszNxi3fTROTmHyfyYJmzG5xLMNFXnYNSeLh0J/s400/1.PNG

Gambar 2.1 Peranan Program perawatan sebagai pendukung aktivitas produksi.

 Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan dapat dibagi menjadi dua cara :

  1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance). Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan pertimbangan ke masa depan, terkontrol dan tercatat.
  1. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Cara pekerjaan perawatan darurat yang tidak direncanakan (Unplanned emergency maintenance).

2.1 Bentuk-Bentuk Perawatan
Berdasarkan dari pelaksanaan perawatan dapat di bagi dalam beberapa kelompok, yaitu Perawatan yang dierncanakan secara berkala dengan ketentuan pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dan teratur. Suatu perawatan yang direncanakan sebelumnya.



 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTsVKUxCOyWKyCWOhFivGCd0KVPS_UpKMKhbP_ncTykVRoSgB72XiT1mlTD2GvNtBy5z2NxBA6m1a6ysNHhzvsj1AZNHGlcc_ir-L_xTFH9-GKDf2eKJYX25UUA6jF8GVSauHxXc7os-4/s320/Capture.PNG

 
                   Gambar 2.2 Hubungan antara bentuk-bentuk perawatan


.Macam-macam bentuk perawatan adalah sebagai berikut :


A.         Perawatan Preventif (Preventif Maintenance).
            Perkerjaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan,atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
B.        Perawatan Korektif (Corective Maintenance)
Pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas  sehingga mencapai standar yang diterima. Perawatan ini termasuk kedalam cara perawatan yang direncanakan untuk perbaikan.
       C.        Perawatan Berjalan (Running Maintenance)
Pekerjaan perawatan yang dilakukan pada fasilitas atau perawatan dalam saat bekerja. Perawatan berjalan termasuk cara perawatan yang direncanakan untuk diterapkan pada peralatan pada saat sedang operasi.
.      D.         Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)  
                                    Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau    kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Perawatan prediktif biasanya dilakukan dengan bantuan panca indra atau dengan alat monitor yang cangih.
      E.         Shut Down Maintenance 
            Untuk engine yang sedang beroperasi tidak dapat dilakukan proses perawatan  ini. Perawatan yang dapat dilakukan pada saat engine tidak beroperasi. Perawatan ini dapat dilakukan pada waktu yang direncanakan.
 F.        Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
            Perawatan ini biasanya dilakuakan setelah terjadi kerusakan dan untuk         memperbaikinya harus disiapkan suku cadang , material, peralatan dan tenaga kerjanya.
       G.        Perawatan Darurat (Emergency maintenance)
Pekerjaan perawatan dan perbaikan yang segera dilakukan karena kemacetan atau  kerusakan yang tidak terduga

BAB 3. DEPARTEMEN ORGANISASI PERAWATAN MESIN
      Dalam pengorganisasian pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara tepat antara faktor-faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung. 
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:

a.    Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan dan jenis pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya dilakukan adalah : sipil, permesinan, pemipaan, listrik dan sebagainya.

b.   Kesinambungan Pekerjaan
Jenis pengaturan pekerjaan yang dilakukan di suatu perusahaan/industri akan mempengaruhi jumlah tenaga perawatan dan susnan organisasi perusahaan. Sebagi contoh, untuk pabrik yang melakukan aktifitas pekerjaan lima hari kerja seminggu dengan satu shift, maka program perawatan preventif dapat dilakukantanpa menganggu kegiatan produksi dimana pekerjaan perawatan bisa dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas pekerjaan produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari) maka pekerjaan perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti beroperasi.

c.    Situasi Geografis
Lokasi pabrik yang terpusat akan mempunyai jenis program perawatan yang berbeda jika dibandingkan dengan lokasi pabrik yang terpisah-pisah. Sebuah pabrik besar dan bangunannya tersebar akan lebih baik menerapkan program perawatan lokal masing-masing (desentralisasi), sedangkan pabrik kecil atau lokasi bangunannya berdekatan akan lebih baik menerapkan sistem perawatan terpusat (sentralisasi).

d.   Ukuran Pabrik
Pabrik yang besar akan membutuhkan tenaga perawatan yang besar dibandingkan dengan pabrik yang kecil, demikian pula halnya bagi tenaga pengawas.
 
e.    Ruang lingkup bidang perawatan pabrik
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen. Departemen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan membutuhkan supervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.

f.     Keterandalan tenaga kerja yang terlatih
Dalam membuat program pelatihan, dipertimbangkan terhadap tuntutan keahlian dan keandalan pada masing-masing lokasi yang belum tentu sama.

3.1 Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan
a.    Perencanaan organisasi yang logis
Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :

1.      Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin
2.      Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar
3.      Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis
4.      Menekan ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
5.      Memisahkan fungsi administratuf dan penunjang teknik.
b.   Fasilitas yang memadai:
1.      Kantor : lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
2.      Bengkel : tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
3.      Sarana komunikasi : telepon, pesuruh dll.
c.    Supervisi yang efektif
Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :

1.      Fungsi dan tanggung jawab jelas
2.      Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
3.      Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan
4.      Cara untuk menilai hasil kerja
d.   Sistem dan kontrol yang efektif :
1.      Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
2.      Kualitas hasil pekerjaan perawatan
3.      Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
4.      Penampilan kerja tenaga perawatan
5.      Biaya perawatan.
Berikut diberikan sebuah bentuk struktur organisasi departemen perawatan di industri.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaWgGYVZlkHGer88XM0UgAmQrkFyYrCd68m4KH0LTcqf8hrrS5vHoAggaOz1ZjNSs3wdAmvzAPalOOrHAlzwaGCp-8siSafedTk1qnHgXwegBti9wOeR7ruaCoGM4mRJVIKySKJu8QTbHO/s1600/13.PNG

Gambar 3.1 Contoh Struktur Organisasi Departemen Perawatan di Industri

3.2 Ruang Lingkup Perawatan Mesin

    Walaupun secara praktis lingkup dari aktivitas pada bagian perawatan mesin adalah berbeda di dalam tiap-tiap pabrik dan terlampau banyak dipengaruhi oleh ukuran pabrik, tipe, policy perusahaan, luas serta kondisi awal perusahaan, itu semua memungkinkan terkelompoknya ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara umum diklasifikasikan sebagai fungdi primer dan fungsi sekunder, sekalipun tetap dibenarkan bahwa tidak semua organisasi perawatan mesin terdiri dari dua kelompok tadi.

Fungsi-fungsi primer diantaranya menyangkut :
  1. Pengawasan dan pelumasan perawatan serta eksistensinya.
  2. Penyedian onderdil dan kebutuhan bahan untuk perawatan mesin sedang.


Fungsi-fungsi sekunder diantaranya menyangkut :
  1. Pengamanan
  2. Administrasi asuransi
  3. Pencegahan polusi udara, suara.
Fungsi Primer
     Pengawasan dan pelumasan peralatan serta eksistensinya. Dalam aktivitasnya ini pelumasan dan perbaikan mesin secara berkala adalah sangat besar peranannya guna tetap menjamin optimalnya operasi mesin sesuai dengan kemampuannya semula.
    Dalam hubungan ini pula perlu dilakukan juga check-up sesaat, khususnya untuk menghindari tidak bias beroperasinya mesin, terutama pada saat sebelum start sebagai contoh check-up level (air, accu, olie mesin) busi walaupun tidaklah bias disebut dalam perawatan pencegahan.

Fungsi Sekunder
     Didalam pabrik terbedakan antara gudang mesin dan gudang umum. Demikian pula tentunya untuk :
1. Pengamanan
Khususnya di dalam rangka mengupayakan keamanan, maka pemindahan bahan dan besarnya operasi adalah sangat  berpengaruh terhadap organisasinya.

2. Administrasi Asuransi
Yang termasuk katagori ini diantaranya : klaim, proses-proses peralatan dan control tekanan kerja ketel bertekanan, serta rekomendasi asuransinya sendiri.

3. Pencegahan polusi udara dan suara
Secara internal polusi bisa berakibat  merosotnya produktivitas pabrik, sedang secara external bahwa polusi bisa merugikan kepentingan masyarakat sekeliling pabrik. Untuk hal ini pemerintah RI telah memiliki undang-undang lingkungan : Pencemar membayar sebagaimana tertuang di dalam PP 26 tahun 1986. 





Refrensi :
Handbook Manajemen Pemeliharaan Mesin Universitas Darma Persada
Ir. Soeharto, 1991, Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta : PT Rineka Cipta
ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab1-2rwt.pdf